Sistem Pencernaan Makanan
By Mujahidin - 2 Maret 2014
Semua
organisme memerlukan suplai tetap zat-zat berenergi tinggi, yang dikenal
sebagai makanan, untuk meyediakan bahan bakar bagi kebutuhan-kebutuhan
fungsionalnya. Tumbuhan hijau merupakan autotrof (pembuat makanan sendiri) yang
umum ditemukan. Tumbuhan tersebut mensintesis makanannya dari zat-zat anorganik
sederhana, misalnya CO2 dan H2O dengan bantuan sinar
matahari. Fungsi memperoleh makanannya dengan cara menyerap zat-zat langsung
dari lingkungan di sekitarnya, dan demikian pula halnya denga bakteri
nonfotosintetik. Akan tetapi, protozoa (sebuah filum dalam kingdom Protista)
dan hewan (heterotrof multiseluler) umumnya menangkap zat makanan dalam jumlah
yang relatif besar, berupa organisme utuh (mangsa) atau bagian-bagian
organisme. Pemerolehan zat-zat makanan berukuran besar itu dikenali sebagai penagkapan
bongkah (bulk capture). Biasanya terdapat aparatis rumit bagi pemecahan
makanan secara mekanis, sebab ptongan-potongan yang lebih kecil lebih mudah
diproses dan diasimilasi. Akan tetapi, tujuan yang sama dapat tercapai melalui
cara-cara kimiawi.
Makanan mengandung berbagai zat-zat kimiawi yang kita sebut
nutrien. Nutrien menyediakan zat-zat untuk produksi energi, juga zat-zat
stuktural untuk pertumbuhandan penjagaan sel. Nutrien-nutrien utama meliputi
karbohidrat, protein, dan lipid. Vitamin dan mineral diperlukan dalam jumlah
yang lebih sedikit. Protein terutama sangat penting sebagai zat struktural,
khususnya karena esensialnya. Karbohidrat dan lipid merupakan penyedia utama
energi, tetapi juga memiliki peran struktural, terutama dalam perakitan
membran-membran.
Banyak hewan yang memakan tumbuhan saja, sehingga
dikelompokkan sebagai herbivora. Hewan-hewan lain disebut karnivora
karena hanya memakan daging saja. Ada pula hewan lain, misalnya manusia, yang
memakan tumbuhan dan juga hewan. Hewan semacam ini disebut omnivora.
Semakin bervariasi makanannya, semakin memungkinkan pemenuhan kebutuhan
nutrisionalnya. Akan tetapi, ongkos energi untuk memperoleh makanan-makanan
tertentu harus pula dipertimbangkan.
Banyak hewan yang memiliki peralatan-peralatan rumit untuk
menagkap dan merobek-robek mangsanya. Peralatan-peralatan itu misalnya saja
kecepatan lari ekstrim, kemampuan untuk meniru latar belakang area peburuan,
gigi-gigi tajam pada rahang yang kuat, dan tungkai depan berukuran besar.
Organisme-organisme lain, terutama yang bersifat parasitik dan hidup dalam
jaringan-jaringan inang, hanya memiliki peralatan memperoleh makanan yang
rudimenter. Karena organisme-organisme itu dikelilingi oleh zat-zat makanan
sederhana yang terlarut, hanya dibutuhkan pemrosesan minimal.
A.
Bahan Makanan
Setiap makhluk hidup memerlukan
makanan untuk dirinya, lebih-lebih pada anak yang masih dalam pertumbuhan,
sangat memerlukan banyak makanan yang bergizi. Makanan diperlukan sebagai:
1) Bahan pembentuk tubuh yaitu untuk pembentukan
dan pertumbuhan sel-sel baru, menggantikan sel-sel yang rusak,
2) Bahan penambah cairan tubuh,
3) Bahan penghasil energi.
Jika makanan yang dimakn berlebih, sedang energi yang
dikelurkan sedikit maka kelebihan itu dapat disimpa dalam bentuk lemak, tempat
penyimpannya antara lain di bawah kulit, di dalam rongga perut dan di sela-sela
usus. Agar dapat diserap oleh darah, perlu di ubah menjadi sari makanan yang
halus. Sisa makanan yang tidak dapap diserap, dikeluarkan sebagai
kotoran. Makin banyak kita mengeluarkan energi, makin banyak pula kita
memerlukan makanan. Sebagian makanan yang masuk ke dalam tubuh berguna sebagai
bahan pembakar tubuh dalam kegiatan hidup manusia
a. Susunan makanan
a. Susunan makanan
Semua jenis bahan makanan setelah dicernakan, kemudian diserap
oleh darah berupa sari-sari makanan yang dapat digolongkan menjadi karbohidrat,
protein, lemak, garam mineral, vitamin dan air. Sebagai penghasil energi adalah
karbohidrat dari hasil tanaman, serta pengubahan protein dan lemak. Sebagai
bahan pembentuk tubuh diperlukan protein, lemak, garam mineral, dan vitamin.
Garam mineral dan vitamin diperoleh dari bermacam-macam bahan makanan,
sedangkan protein yang diperlukan adalah protein yang berasal dari hewan maupun
tumbuh-tumbuhan. Air diperlukan kebutuhan dalam setiap sel dan jaringan. Semua
proses dalam tubuh memerlukan air, sehingga air merupakan kebutuhan vital yang
tidak dapat diabaikan. Keperluan akan air sangat berbeda-beda untuk tiap-tiap
jaringan. Sebagai zat pelarut, air digunakan sebagai bahan pengangkut dari sel
ke sel, juga dari jaringan ke jaringan. Air diperoleh langsung dari minuman
(air, teh, kopi) yang diminum atau secara tidak lansung dari buah-buahan, serta
makanan lainnya. Pengambilan langsung dari minuman sejumlah 1 liter tiap hari,
telah memenuhi kebutuhan sepertiga jumlah air yang diperlukan. Pengaturan air
di dalam tubuh dikendalikan oleh hormon, sedangkan kelenjar-kelenjar hipofisis,
tiroid dan anak ginjal mengatur keseimbangan cairan darah dan cairan tubuh,
serta mengatur penyerapan air oleh usus dan kemudian dikeluarkan melalui
ginjal. Makanan yang dimakan, belum dapat dimanfaatkan oleh tubuh sebelum
diserap oleh darah. Supaya bermanfaat maka makanan itu perlu dimakan, dicerna,
kemudian diedarkan ke seluruh tubuh. Untuk itu dibutuhkan alat-alat pencernaan
serta alat transpor.
Bahan makanan yang dibutuhkan oleh tubuh antara lain:
a.
Karbohidrat
Karbohidrat
adalah senyawa organic yang menjadi sumber energy bagi manusia dan hewan.
Karbohidrat juga berfungsi sebagai pengatur metabolisme lemak,menjaga
keseimbangan asam dan basa ,membentuk stuktur sel ,membantu penyerapan kalsium
,memberi rasa manis pada makanan serta membantu mengeluarkan feses. Karbohidrat
dapat di jumpai pada kentang ,beras , mie dan roti
b.
Protein
Protein
merupakan makromolekul penyusun bagian terbesar tubuh setelah air. Protein
berfungsi sebagai zat pembangun tubuh, menyintesis subtansi-subtansi penting
tubuh,menjaga keseimbangan tubuh, menyediakan sumber energy, dll. Protein dapat
kita temui pada daging, susu, telur dll sebagai sumber protein hewani dan
kacang-kacangan merupakan sumber protein nabati
c.
Lemak
Lemak
adalah senyawa organic yang tidak larut dalam air, namun larut dalam zat
pelarut. Fungsi lemak antara lain
J Sumber energi tetap
J Pelarut Vitamin A, D , E dan K
J Pelindung tubuh dari suhu dingin dan
luka
J Penyimpan cadangan makanan
J Penahan rasa Lapar
Lemak
dapat di jumpai pada daging , telur , susu , dan ikan ( Lemak Hewani ) serta
kedelai , kacang tanah, avokad dan minyak wijen ( Lemak nabati )
d.
Vitamin
Vitamin
adalah senyawa organik yang sangat dibutuhkan oleh tubuh . Fungsi Vitamin
adalah untuk metabolisme energi , pertumbuhan , dan Koenzim. Vitamin yang
dibutuhkan tubuh diantaranya Vitamin A , D , E , C, B1, B2, B3, Folat , B6,
B12, Asam Pantotenat, dan Biotin
e.
Air
Air
merupakan senyawa yang vital bagi mahluk hidup. Fungsi air bagi tubuh adalah
pelarut senyawa organik dan anorganik, mengangkut hasil metabolisme tubuh,
menstabilkan suhu tubuh, dll
B.
Sistem
Pencernaan Makanan
Pencernaan makanan adalah aktivitas saluran makanan (tractus
digectivus) dan kelenjar-kelenjarnya dalam
Sebagian besar makanan yang digunakan primata (human and
non-human primate) dan vertebrata lainnya (baik yang menyusui maupun yang
tidak menyusui) mempunyai bentuk kompleks dan tidak larut, sehingga tidak
mungkin untuk dapat diserap oleh saluran pencernaan makanan begitu saja tanpa
terlebih dahulu mengalami perubahan melewati aktivitas pencernaan. Pada
organisme peringkat rendah, seperti protozoa, dapat memperoleh makananya
melalui proses difusi atau fagosita dan dilanjutkan dengan proses pencernaan di
dalam selnya. Pada vetebrata terdapat sebuah sistem dengan kekhususan untuk merubah
makanan yang masuk ke dalam alat pencernaan menjadi bentuk-bentuk kimia yang
secara langsung dapat dicerna oleh usus dan limfe. Beberapa makanan yang telah
mempunyai bentuk sederhana tidak memerlukan lagi proses penguraian dan
dapat secara langsung bisa diserap oleh saluran pencernaan makanan seperti
glukosa, garam-garam yang dapat larut, air, dan beberapa macam makanan lainnya.
Sistem pencernaan pada vertebrata terdiri dari bermacam
struktur yang mempunyai kemampuan untuk mencerna makanan sesuai dengan
keperluannya setelah melewati kurun waktu adaptasi dengan lingkungannya.
Adaptasi ini tercermin pada sturktur sistem pencernaan vertebrata yang terkait
dengan fungsinya sebagai penerima makanan, mecernakannya dan akhirnya
menyerapnya untuk kemudian ditransfer ke dalam aliran darah untuk dikirim ke
tempat tujuannya.
Rongga mulut dengan dibantu kelenjar yang terdapat di
sekitarnya dan struktur gigi dan lidah merupakan tempat untuk merubah bentuk
makanan yang masuk kedalam bentuk kimia dan fisik untuk memudahkan proses
pencernaan selanjutnya. Penghayatan akan adanya makanan dan keinginan untuk
mengkonsumsinya dipengaruhi oleh rangsangan sensoris yang sampai ke susunan
syaraf pusat melalui beberapa jalur diantaranya yang berkaitan dengan
penglihatan, pembauan dan cita rasa. Lambung dapat berfungsi sebagai
pengumpulan makakan untuk sementara sampai makanan yang dikonsumsi diubah dalam
bentuk yang memungkinkan untuk proses pencernaan yang akan berlangsung di dalam
duodenum. Usus halus mempunyai kemampuan untuk melaksanakan beragam proses
pencernaan dengan bantuan beragam enzim sebagai katalisator yang dihasilkan
oleh kelenjar pankreas dan zat-zat lain yang dihasilkan oleh sel-sel usus
itu sendiri. Di dalam usus halus juga terjadi proses emulsifikasi lemak sehingga
bahan ini mudah dicerna oleh enzim tertentu dan lebih mudah diserap oleh usus.
Usus besar mempunyai kemampuan untuk melakukan konservasi air, berfungsi
sebagai pengumpul sementara hasil pencernaan dan dapat menyerap makanan dari
usus besar sangat terbatas. Usus besar juga berfungsi sebagai inkubator bagi
beragam bakteri yang berkemampuan untuk mensintesis faktor-faktor nutrisi
tertentu yang pada akhirnya memegang peranan dalam status gizi individu yang
bersangkutan. Jadi, sistem pencernaan merupakan proses perubahan atau pemecahan
zat makanan dari molekul kompleks menjadi molekul yang lebih sederhara dengan
menggunkan enzim dan organ-organ pencernaan.
Pencernaan
makanan di dalam tubuh manusia melalui 6 tahap yaitu:
a. Ingesti : pemasukan makanan ke dalam tubuh
melalui mulut.
b. Mastikasi: proses mengunyah makanan oleh
gigi.
c. Deglutisi: proses menelan makanan di
kerongkongan.
d. Digesti: pengubahan makanan menjadi molekul
yang lebih sederhana dengan bantuan enzim, trdapat di lambung.
e. Absorbsi: proses penyerapan, terjadi di usus
halus.
f. Defekasi: pengeluaran sisa makanan yang
sudah tidak berguna untuk tubuh melalui anus.
Sistem
pencernaan pada manusia terdiri dari:
a. Saluran pencernaan (organ pencernaan
yang dilewati oleh bahan makanan), yaitu mulut, kerongkongan, lambung,
usus halus, dan usus besar.
b. Kelenjar pencernaan (organ
pencernaan yang berfungsi menghasilkan getah/enzim pencernaan), yaitu mulut,
lambung, usus halus, hati, dan pankreas.
Berdasarkan
prosesnya, pencernaan dibagi menjadi:
a. Pencernaan mekanis, yaitu pencernaan
yang menyebabkan perubahan bentuk dan ukuran makanan, contohnya pencernaan oleh
gigi.
b. Pencernaan kimiawai, perubahan zat
makanan dari senyawa kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana dengan
bantuan enzim (senyawa kimia).
C. Organ-Organ Pencernaan
1.
Mulut
Memiliki bagian: bibir, gigi, lidah dan kelenjar ludah.
Rongga mulut dilapisi oleh tunica mucosa yang mengandung epitel berlapis
menanduk dan mengelupas. Dibawah lapisan epitel terdapat lamina propria, yang
membentuk banyak lekuk atau papilla seperti halnya pada kulit.
a. Bibir
Terdiri dari dua daerah, bagian luar dan bagian dalam.
Bagian luar sama seperti kulit di daerah lain wajah. Epidermis terdiri atas
jaringan epitel berlapis banyak, menanduk dan mengelupas, ditumbuhi bulu dan berkelenjar
peluh. Di bagian dermis terdapat akar bulu, kelenjar dan kelenjar minyak bulu.
Bagian dalam mengandung tunica mucosa yang mengandung
jaringan epitel berlapis dan mengelupas, tetapi tidak menanduk. Pada lamila
propria terdapat banyak kelenjar lendir, yang salurannya bermuara ke rongga
mulut. Di bawah lapisan lendir terdapat lapisan otot.
Tepat pada batas kulit luar dengan lendir bibir bagian dalam
terdapat daerah merah, karena banyak mengandung pembuluh kapiler.
Histologi rongga mulut sama seperti bibir bagian dalam.
Lapisan dekat permukaan terdiri dari tunica mucosa, di bawahnya tunica
submucosa. Pada lapisan submucosa terdapat kelenjar lendir. Sekitar kelenjar
itu terdapat lamina propria tunica mucosa oleh jaringan rapat serat elastis.
Didaerah langit-langit tak ada tunica submucosa. Di daerah
langit-langit lunak, di bawah tunica mucosa terdapat lapisan otot lurik dan
jaringan ikat fibrosa. Di daerah langit-langit lunak dekat rongga hidung,
jaringan epitel tunica mucosa terdiri dari sel batang berlapis semu, yang
lapisan luarnya bersilia, menumpu pada lamina basalis yang tebal.
b. Gigi
Gigi baru tumbuh sesudah bayi berusia 6 bulan, gigi pertama
disebut gigi susu atau gigi sementara.
Susunan gigi sementara pada anak-anak, berjumlah 20 buah, yaitu
gigi seri berjumlah 8 buah gunanya unutk memotong makanan, gigi taring sebanyak
4 buah digunakan untuk mencabik-cabik makanan serta 8 buah gerahan kecil untuk
mengunyah makanan. Orang dewasa mempunyai gigi sebanyak 32 buah, terdiri dari
atas 8 buah gigi seri 4 gigi taring, 8 buah geraham muka serta 12 buah geraham
belakang. Separuh dari gigi-gigi tersebut berada di rahang bawah dan lainnya
dirahang atas. Pada beberapa orang jumlah gigi kurang dari 32 buah hal ini
biasanya disebabkan geraham bungsu tidak tumbuh, setalah berumur antara 18 - 45
tahun.
Rumus gigi:
Keterangan:
I : Insisivus (gigi seri)
C : Caninus (gigi taring)
P : Premolare (gigi geraham depan)
M : Molare (gigi geraham belakang)
Gigi tertanam pada soket yang berada pada tiap alveolus
tulang rahang. Tonjolan alveoli rang disalut oleh gusi. Gusi adalah penerusan
dari tunica mucisa dari mulut yang banyak mengandung pembuluh darah, dan
ditunjang oleh jaringan ikat fibrosa. Jaringan ikat ini melekat rapat ke
lapisan periosteum tulang rahang di bawahnya.
Tiap gigi terdiri dari tiga bagian:
1. Mahkota (corona)
2. Leher (cervix)
3. Akar (radix)
Mahkota menonjol di atas gusi (gingiva), sebelah luar
terdiri dari lapisa email (enamel). Leher menghubungkan mahkota
dengan akar, berada dalam lapisan gusi. Sedangkan akar berada dalam soket
rahang. Bagian dalam gigi, mulai dari mahkota sampai ke akar terdiri dari
tulang gigi (dentin). Pada akar, sebelah luar dentin disalut oleh
lapisan tipis semen (cementum). Di bagian luar lapisan semem ada membran
periodont/. Lapisan semen terdiri dari jaringan ikat yang mengapur
(kalsifikasi). Lapisan periodont terdiri dari jaringan fibrosa, yang
mengandung pembuluh darah, pembuluh limfa, dan urat saraf. Lapisan periodont
itu melekatkan gigi dengan kukuh pada soket rahang.
Akar, dan sebagian mahkota, memiliki bagian dalam yang
lunak, disebut pulpa. Pulpa berisi jaringan ikat renggang yang di masuki
oleh pembuluh darah, pembuluh limfa dan urat saraf.
a. Email adalah
lapisan gigi yang paling keras, paling banyak mengandung garam dapur.
Kandung (matriks) lapisan ini terdiri dari serat kolagen.
Kandung dihasilkan oleh ameloblast, yaitu sel gigi yang terdapat pada
masa pertumbuhan gigi. Pada kandung terdapat bangunan bentuk batang yang
ramping, berderet rapat dan tegak lurus tehadap permukaan gigi, disebut prisma
email. Prisma diikat bersama oleh bahan interprisma. Bahan yang
membuna interprisma sama dengan bahan yang membina prisma sendiri, tapi arah
letak batangnya berbeda. Tiap batang disalut oleh organis yang disebut salut
email.
Prisma dibina atas kristal apatit dan bahan organik. Jika
lapisan email diiris melintang tampak batang prisma itu berbentuk setengah
lingkaran seperti sisik.
Jika keseluruhan mahkota diiris melintang, tampak lapisan
email itu dibina atas garis-garis melingkat, sehingga sari dalam sampai ke
permukaan tampak email itu dibina atas garis-garis melingkar, mirip lingkaran
tahun pada batang pohon Dikotil. Garis-garis itu disebut garis Retzuis.
Paling luar email ada dua lapis, disebut kutikula email.
Lapisa ini terdiri dari bahan tanduk (keratin).
b. Dentin terdiri atas
bahan organik (20%) yang sebagian besar merupakan serat kalogen, dan bahan
anorganik (80%) dalam bentuk kristal hidroksiapatit. Lapisan ini terdiri
dari satu deretan tabuli (saluran) dentin yang rapat sekali. Seperti halnya
prisma email, tabuli dentin juga dekat ke pinggiran jadi agak sempit. Berbeda
dengan prosma email, tabuli dentin dekat pinggir membentuk percabanganm dan
percabangan itu bertemu kembali (anastomosis). Di antara tabuli ada serat
kalogen, yang susunan mirip dengan kalogen tegak lurus terhadap tabuli: ada
juga beberapa yang letaknya miring.
Dekat ertemuan lapisan dentin dengan lapisan semen pada akar
ada lapisan berbutiran (granula) halus, yang disebut lapisan Tomes.
Butiran itu terdiri atas bahan tanduk.
Sesungguhnya pada gigi segar tubuli berisi tonjolan
sitoplasma odontoblast, yaitu sel yang menggetahkan bahan organik
dentin. Sel ini berjejer pada lapisan luar pulpa yang berbatasan dengan dentin.
Sel ini berjejer pada lapisan luar pulpa yang berbatasan dengan dentin.
Odontoblast aktif terus selama gig itu masih hidup, sampai orangnya jadi tua.
Cementm
adalah lapisan tipis antara dentin dan membran periodont pada akar gigi.
Cementum menghubungkan dan menyemenkan gigi ke membran periodont, dan berarti
juga ke tulang rahang. Bahan nutrisi bagi lapisan ini berdifusi dari membran
periodont, dan dalam membran terdapat pembuluh darah. Lapisan ini adalah jaringan
pengikat yang mengalami penulangan. Sehingga komponennya sama seperti tulang.
Bahan lapisan ini digetahkan oleh sel tulang khusus, yang disebut sementosit.
Sel ini berada dalam lacuna, seperti halnya osteosit. Bedanya denga tulang,
tidak memiliki saluran Havers, meskipun ada lempeng-lempeng lamellae yang
bersusun konsentris menyalut akar gigi.
Membran periodont mengisi celah antara cementum dan soket tulang rahang.
Terdiri dari jaringan pengikat fibrosa, dan mengandung pembuluh darah, pembuluh
limfa, urat saraf, fibroslast, dan histiosit. Sifat lapisan ini semcam bantalan
bagi gigi ketika mengunyah dan menggigit. Serat kolagen yang menjadi komponen
utama lapisan ini bersusun ke berbagai arah, sesuai dengan leaknya sekeliling
gigi. Ada ygn letaknya miring, ada pula yang horizontal. Di antara serat
terkandung bahan glikosaminoglikans.
Menghubungkan lapisan semen dan membran periodont ada daerah
perantaraan, disebut precementum.
c. Pulpa berisi
jaringan ikta. Dalam bagian ini pula tumbuh pembuluh darah, pembuluh limfe, dan
urat saraf masuk gigi dan bercabang-cabang disitu. Mengandung banyak serat
kalogen yang halus, yang arahnya tak teratur. Pada lapisan dekat dentin
berderet odontoblast, seperti telah diulas didepan.
a. Lidah
Terdiri atas otot lurik yang letaknya menurut tiga arah dan
tegak lurus sesama. Lapisan otot diselaputi oleh tunica mucosa. Di bagian atas
lidah tidak terdapat tunica submucosa, hanya dibagian bawah.
Permukaan lidah bagian atas memiliki tonjolan yang disebut papillae.
Ada 4 macam papillae, yaitu:
1. Filiform (terdapat di
daerah belakang lidah),
2. Fungiform (tersebar di
antara filiform dan ternayak berada di ujung lidah),
3. Circumvallate (jumlahnya
sedikit, terdapat dalam satu barisan melintang pada pangkal lidah), dan
4. Foliate (terdapat di daerah
pinggiran pangkal lidah).
Pada umumnya papilla mengandung kuncup rasa (taste
bud). Tiap kuncup rasa mengandung dua macam sel yang utama, yaitu sel
penyokong dansel epitel saraf. Kedua macam sel memiliki mikrovili yang umumnya
bergabung mengacu ke arah lobang rasa, yang pada periode pra-ME (mikroskop
elektron) disebut bulu rasa. Cabang saraf vagus masuk lidah dan
bercabang halus mencapai setiap kuncup rasa.
Tonsil liah kecil-kecil dan banyak, terletak di dasar lidah
dan diselaputi oleh epitel berlapis yang menelupas. Tiap tonsil memiliki ceruk,
dan sepanjang pinggir ceruk itu tertanam nodul-nodul limfa.
Lidah berfungsi membantu mengatur penempatan makanan hingga
dapat digilas oleh geraham, dalam hal ini dapat dikatakan makanan mengalami
pencernaan secara mekanik.
b. Kelenjar ludah
Kelenjar ludah berguna untuk memudahkan menelan dan
mencerna. Ada dua macam ludah yang dihasilkan oleh tiga pasang kelenjar, yaitu
kelenjar parotis, kelenjar ludah bawah rahang (glandula submaxilaris) dan
kelenjar bawah lidah (glandula sublingualis). Glandula parotis menghasilkan
ludah berbentuk air, infeksi pada parotis disebut parotitis (penyakit gondong).
Glandula sub-maxilaris dan glandula lingualis keduannya menghasilkan getah yang
mengandung air dan lendir, selain itu berguna sebagai pelindung selaput mulut
terhadap panas, dingin, asam dan basa.
Keterangan
Gambar:
1) Kelenjar Parotis
2) Kelenjar Submaxilaris
3) Kelenjar
submandibularis
Setiap kelenjar yang besar di atas terdiri atas unit-unit
alveoli yang disebut adenomer.
Ada dua macam alveoli tampak pada sedian yang diwarnai
dengan HE (hematoxylin-eosin):
1. Alveoli mucosa, tampak
terang dan terletak pada tunica mucosa. Inti sel alveoli mucosa adalah gepeng
dan letaknya dekat ke membran basalis.
2. Alveoli serosa, tampak
gelap dan terletak pada tunica serosa. Inti sel alveoli serosa agak bundar
dengan sitoplasma yang berwarna merah karena banyak mengisap zat warna eosin.
Kelenjar bawah teling hampir seuna terdiri dari alveoli
serosa, kelenjar bawah rahang campuran kedua macam, dengan lebih banyak
serosa, sedangkan kelenjar bawah lidah hampir semua terdiri dari alveoli
mucosa. Jika seuatu kelenjar mengandung kedua macam alveoli, sering kali serosa
membentuk tinjilan bentuk sabit di samping yang mucosa. Sekitar alveoli biasa
ditemukan jaringan lemak.
Ludah mengandung enzim yang disebut amilase atau
dikenal dengan nama ptialin, enzim ini dapat mencernakan zat tepung
menjadi gula.
2. Kerongkongan (oesophagus)
Kerongkongan disebut juga oesophagus, dari kata oiso
= bawa, dan phagelon = mekanan.
Menghubungkan mulut dengan lambung. Terdiri dari 4 lapisan:
1. Tunica mucosa
Terdiri ataskaringan epitel, yang terdiri dari sel-sel berlapis
banyak dan mengelupas, tetapi tidak menanduk. Di beawah lamina propria ada
lapisan tambahan, disebut tunica muscularis-mucosa, terdiri atas
serat-serat otot polos yang letak-letaknya memanjang dan melingkar. Lamina
propria membentuk tonjolan-tonjolan rendah, sehingga tuniac ini jadi
bergelombang. Jika makanan lewat gelombang itu hilang dan umen membuka besar.
2. Tunica submukosa
Terdiri dari jaringan ikat dengan serat kolagen dan elastis,
dengan banyak pembuluh darah serta urat saraf.
3. Tunica muscularis
Terdiri dari dua lapisan otot polos: bagian luar berupa
serat otot memanjang, bagian dalam berupa serat otot melingkar. Kedua lapisan
otot ini pada beberapa tempat tidak kentara bedanya. Serat itu 1/3 bagian dari
anterior (pangkal) kerongkongan sebagin besar terdiri atas oto lurik, di bagian
tengah gabungan otot lurik dan otot polos, dan 1/3 bagian posterior (ujung)
terdiri semata-mata dari otot polos.
4. Tunica serosa
Terdiri
dari jaringan ikat renggang yang mengandung banyak jaringan lemak, pembuluh
drah dan urat saraf. Lapisan ini relatif tebal jika dibandingkan dengan saluran
pencernaan yang di posteriornya.
Dalam kerongkangan terdapat dua kelenjar:
a.
Kelenjar oesophagus
Terdapat sepanjang kerongkongan,
pada lapisan submucosa, dibawah tunica muscularis-mucosa. Terdiri dari jenis
tubulo-alveolar yang bercabang banyak.
b.
Kelenjar cardia
Terdapat pada bagan ujung
kerongongan. Berasal dari kelenjar lambung, terletak pada lamina propria tunica
mucosa, dari kenis tubuler yang bercabang-cabang.
Bergeraknya bolus dari mulut ke lambung melalui kerongkongan
disebabkan adanya gerak peristaltik pada otot dinding kerongkongan.
Gerak ini mendorong dengan cepat gumpalan makanan ke lambung kurang lebih
selama 6 detik. Gerak peristaltik dapat terjadi karena adanya kontraksi otot
secara bergantian pada lapisan otot yang tersusun secara memanjang dan
melingkar. Proses gerak bolus di dalam kerongkongan menuju lambung dapat
diamati pada Gambar berikut.
Gambar Kerongkongan
3. Lambung
(ventrikulus)
Lambung (ventrikulus), merupakan kantung besar dibawah kiri
rusuk terakhir, terdiri atas tiga bagian, bagian atas yang berdekatan dengan
hati disebut kardiak, di tengah membulat disebut fundus, dan
bagian bawah dekat usus disebut pilorus. Seluruh bagian dalam lambung
menghasilkan asam chlorida. Akibat gerak peristaltik makanan diubah menjadi
seperti bubur getah lambung dinamakan chym.
Lingkungan asam dalam lambung dapat membunuh kuman-kuman
yang turut masuk ke dalam, sihingga menggiatkan kerja getah lambung. Getah
lambung mengandung pepsinongen yang belum aktif bekerja, oleh asam
cholrida pepsinogen tersebut diaktifkan menjadi pepsin. Pepsin merupakan enzim
yang dapat mengubah protein menjadi molekul-molekul yang lebih kecil disebut peptor.
Selain itu berfungsi mengatur pengeluaran makanan dari lambung masuk ke dalam
usus. Pengturan dimungkinkan oleh kedua bagian otot pilorus. Berikut adalah
gambar Lambung:
Gambar Lambung
Otot pilorus bagian lambung akan mengendur apabila kena
rangsangan asam, berarti protein telah dicernakan. Otot pilorus bagian usus dua
belas jari akan mengerut bila kena asam sebaliknya mengendur apabila kena
rangsang basa. Dengan demikian makanan dapat masuk ke usus dua belas jari
sedikit demi sedikit.
4. Usus halus (intestinum tenue)
Panjangnya kira-kira 8,5 meter terdiri dari tiga bagian usus
dua belas jari, (duodenum) panjangnya ± 25 cm , yoyenum (intestinum
yoyenum) atau pangkal usus halus panjangnya ± 7 m dan ileum (interstimun
ileum), atau ujung usus halus panjangnya ± 1 m. Makanan masuk kedalam usus
melalui pilorus, dangan demikian HCl ikut masuk dan merangsang kelenjar di
diding sel usus untuk menghasilkan sekretin yang merupakan suatu hormon yang
merangsang pankreas untuk mengeluarkan getahnya. Di dalam dinding usus yang terdapat
muara dari dua saluran, yaitu saluran yang berasal dari kandungan
empedu, dan saluran yang berasal dari pankreas.
Gambar usus halus
Selanjutnya HCl merangsang pula dinding usus halus untuk
mengeluarkan hormon kolesistokinin agar kandungan empedu mengeluarkan
empedu yang berguna mengemulsikan lemak. Empedu tidak mengandung enzim tetapi
mengandung zat warna empedu (bilirubin) dan garam empedu. Mula-mula empedu
berwarna merah, kemudian mengalami oksidasi sehingga warnanya berubah menjadi
hijau. Pankreas menghasilkan cairan (getah) pankreas yang mengandung enzim
lipase, amilase dan tripsinogen yang belum aktif. Enzim amilase berguna untuk
mengubah amilum menjadi gula (maltosa), lipase mengubah lemak menjadi asam
lemak dan gliserol, sedang tripsinogen merupakan enzim yang belum aktif,
dibantu oleh entrokinase, menjadi enzim tripsin yang mengubah protein dan
pepton menjadi asam amino dan peptida.
Enzim-enzim tersebut diatas mempunyai peranan yang penting
untuk mengubah zat makanan sehingga menjadi bentuk yang dapat diserap oleh
usus. Di dalam usus halus terjadi pelumatan dan penyerapan sari makanan,
dinding usus ini berlipat-lipat dan berjonjot, sari makanan menembus dinding
jonjot sampai ke penbuluh darah. Penyerapan sari makanan oleh sel-sel dinding
usus halus dinamakan absorbsi, sari makanan diedarkan melalui pembuluh-pembuluh
darah dan pembuluh lainnya, asam lemak dan gliserol diedarkan melalui pembuluh
limpa yang ujung-ujungnya terbuka. Air limpa mengangkut zat tersebut ke pembuluh
darah untuk diedarkan. Asam amino, larutan gula, vitamin dan mineral serta air
diedarkan keseluruh tubuh melalui pembuluh darah. Di dalam dinding usus halus
terdapat jonjot-jonjot usus (villi) yang berguna untuk memperluas permukaan
bidang penyerapan dan di dalam jonjot terdapat pembuluh chyl (kil) berisis
cairan limpa. Pembuluh-pembuluh limpa pada akhirnya bermuara di pembuluh darah.
5. Usus besar (intestinum crassum)
Didalam usus tebal (kolon) sisa-sisa makanan yang tidak
dapat dicerna, bersama dengan lendir dan sisa-sisa sel mati dari dinding usus
dibusukkan menjadi feses. Perjalanan makanan dari mulut ke usus halus
berlangsung kira-kira 4,5 jam, tetapi disimpan di dalam kolon sampai kira-kira
24 jam, selama itu bakteri-bakteri pengurai akan membusukkannya. Awal usus
tebal, pendek dan disebut usus buntu (coecum) mempunyai bagian yang
berlebih seperti cacing dinamakan appendix atau umbai cacing. Suatu
radang pada appendix dinamakan appendisitis. Pada operasi usus buntu,
yang dipotong adalah bagian appendix, bukan usus buntunya.
Gambar Usus Besar
Setelah dari usus buntu, makanan sampai ke usus besar, yaitu
usus besar naik, usus besar lintang, usus besar turun, dan usus besar kait
kerangkai. Fungsi usus tebal terutama adalah untuk mengatur kadar air dari sisa
makanan. Bila kadar air dalam sisa makanan berlebihan, air akan diserap oleh
usus besar, jika kadar air kurang, maka air diberikan kembali kepada sisa
makanan. Sebelum sisa makanan dikeluarkan melalui pelepasan, ia akan melalui
bagian terakhir dari usus besar yang disebut dengan rectum (poros usus), sedang
muara dari rectum disebut anus. Anus mempunyai dua otot gelang, yaitu otot
sadar, sedang yang lainnya berupa otot tak sadar.
Defekasi
diawali dengan terjadinya penggelembungan bagian rektum akibat suatu rangsang
yang disebut refleks gastrokolik. Kemudian akibat adanya aktivitas
kontraksi rektum dan otot sfinkter yang berhubungan mengakibatkan terjadinya
defekasi. Di dalam usus besar ini semua proses pencernaan telah selesai dengan
sempurna.
Gangguan
pada Sistem Pencernaan Manusia
Berikut ini akan diuraikan beberapa contoh gangguan pada sistem pencernaan
manusia.
1. Gastritis
Gastritis berarti peradangan mukosa lambung.Gangguan ini sangat umum
terjadi,terutama pada orang yang berusia lanjut.Gastritis jarang menyebabkan
gejala gejala yang serius.
2. Diare
Diare terjadi akibat pergerakan yang cepat dari materi tinja sepasang usus
besar.Pada diare, infeksi paling luas terjadi pada usus besar dan ileum.Diare
ada yang disebabkan oleh bakteri kolera dan terkadang oleh bakteri lain
,seperti bacilus. Yang merupakan patogen usus besar.
3.
Peritonium
Peritoneum
adalah infeksi pada selaput perut Antara
lain:
4.
Ulkus
Ulkus adalah timbulnya radang pada dinding lambung
5.
Parotitis
Parotitis atau infeksi pada kelenjar parotis.
Gangguan ini sering disebut penyakit gondong
Follow our blog on Twitter, become a fan on Facebook. Stay updated via RSS
0 komentar for "Sistem Pencernaan Makanan"