Ballon d'Or untuk pemain terbaik Eropa

Sebutan penghargaan Ballon d'Or pertama kali muncul pada 1956. Namun trofi tersebut kala itu bukan diberikan buat pemain terbaik dunia, melainkan pemain terbaik di benua Eropa.

Bahkan, hingga 1994, Ballon d'Or yang mekanisme pemilihannya dikonsep oleh majalah olahraga kenamaan di Prancis, French Football, hanya diperuntukkan bagi para pemain asal Eropa saja. Maka tak heran bila nama-nama maestro lapangan hijau seperti Diego Maradona atau Pele tak masuk dalam daftar penerima penghargaan itu.

Baru pada 1995, para jurnalis dipersilahkan memberikan suara kepada pemain non-Eropa yang tampil di kompetisi benua biru untuk menerima penghargaan prestisius tersebut. Pada tahun itu nama bintang AC Milan asal Liberia, George Weah, didapuk meraih Ballon d'Or. Di tahun yang sama Weah juga dinobatkan sebagai pemain terbaik dunia oleh FIFA.

Pada 2007, Ballon d'Or kembali berubah format. Sejak saat itu tak ada lagi istilah pemain terbaik Eropa karena seluruh pesepakbola berhak mendapatkan suara dari para voters.

Merger dengan FIFA

Pada 2010, Ballon d'Or pun resmi merger dengan FIFA. Mulai saat itu dua penghargaan yang tadinya terpisah (Ballon d'Or dan pemain terbaik dunia versi FIFA) disatukan. Namanya pun kemudian sedikit diubah menjadi FIFA Ballon d'Or, meski sampai sekarang masih banyak yang menyebutnya Ballon d'Or saja.

Penggabungan dua perhargaan itu ternyata membuat otoritas sepakbola Eropa (UEFA) yang dipimpin legenda Prancis, Michel Platini gelisah. Dan satu tahun berselang sejak hadirnya penghargaan FIFA Ballon d'Or, UEFA pun membuat penghargaan untuk pemain terbaik Eropa.

Mekanisme kemudian dikembalikan seperti pemilihan Ballon d'Or dalam tengat waktu 1995 hingga 2007 dimana peniliaan serta dukungan suara hanya akan diberikan kepada pemain yang tampil dalam kompetisi di bawah wilayah kekuasaan UEFA saja. 

 by (http://bola.viva.co.id)